بيت العلم
Pukul Berapa Sekarang?
Jadwal Sholat?
Silakan Copy Bannerku!
Abu Fatih
Banyaknya Pengunjung?

Ayo Ngaji!
Jadwal Kajian Salaf
Dengerin Kajian Islam Di Sini!

Pasang radiobox ini!

Keluarkan radiobox (pop up)

Tempat Saran Dan Nasehat

Free chat widget @ ShoutMix
Wahai Keluarga Besar Kaum Ummahat, Inilah Sebuah Kado Dari Ana Untuk Antunna kaum Ummahat (RESEP MASAKAN INDONESIA) Semoga Bermanfaat, Amiin! Silakan Klik Di Sini Saja Ya.......!!!

بسم الله الرّحمن الرّحيم

ألسّلام عليكم ورحمةالله وبركاته


Ahlan wa Sahlan.....!


إنّ الحمدلله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذبالله من شرورانفسنا ومن سيّئات اعمالنا من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلل فلا هادي له

Artinya: "Segala puji bagi Allaah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kita berlindung kepada Allaah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barang siapa yang Allaah beri petunjuk, maka tidak ada yang bisa menyesatkanya, dan barang siapa yang Allaah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk."


واشهد ان لا اله الاّالله وحده لا شريك له واشهد انّ محمّدا عبده ورسو له

Artinya: "Dan aku bersaksi bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allaah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad sholallaahu’alayhi wassallam adalah hamba dan Rosul-Nya."


يأيّهاالّذين ءامنوا اتّقو الله حقّ تقاته ولا تموتنّ الاّ وأنتم مّسلمون

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allaah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya dan janganlah kamu sekalian mati, kecuali dalam keadaan Islam!"


فإنّ أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمّد صلى الله عليه وسلم وشرّ الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة وكلّ بدعة ضلالة وكلّ ضلالة في النّار

Artinya: "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullaah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad sholallaahu’alayhi wassallam, sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan ada di dalam Neraka."


Amma ba’du.

Ayyuhal Ikhwah, Raihlah Kemuliaan Hanya Dengan Manhaj Salaf, Manhaj Yang Ditempuh Oleh Generasi Terbaik Umat Ini, yakni Generasi Para Sahabat, Para Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in Yang Sholih. Aqidah Salaf adalah Aqidah Yang Murni Untuk Memberantas Syirik Dengan Tauhid Dan Memberantas Bid'ah Dengan Sunnah Dan Allaah Ridho Kepada Mereka Semua Yang Berpegang Teguh Dengan Al-Quran Dan As-Sunnah Yang Shohih, Sesuai Dengan Pemahaman Salafush-Sholih, Itulah Hakikat Islam Yang Sebenarnya. Imam Al-Barbahary pernah berkata: ".....Islam Adalah Sunnah Dan Sunnah Adalah Islam....."

Iyyuhal Ikhwah, kajian kita pada saat ini adalah sebagaimana terlampir di bawah ini atau antum bisa memilih materi kajian yang anda inginkan di menu "Kategori", semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun di akhirat! Baarokallaahuli walakum, amiin! Oh..iya tapi sebelumnya SILAKAN ISI BUKU TAMU BERIKUT INI...!!!


Syubhat-Syubhat Di dalam Al-Ma'tsurat Hasan Al-Banna
Senin, Agustus 11, 2008





Alhamdulillah wa shalatu wa salamu 'ala rasulillah, amma ba'du, Semoga Allah Ta'ala selalu memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua. Perkenankan ana mengutip beberapa untaian yang diambil dari Majalah (No.21/II/1427 H/2006) halaman 5-6 sebagai berikut:
Mungkin anda terheran-heran, seraya bergumam:
"Apalah arti sebuah buku, benda yang tak mampu berbicara apalagi berceramah.
Mungkinkah ia menjadi salah satu media paling aktif untuk merusak agama umat?"
Sebagai jawabannya, simaklah keterangan berikut:

1. Al Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah (ketika menjelaskan kronologi terjadinya kesesatan di muka bumi, pen.) berkata: "… Hingga sampailah pada awal abad ke-3 Hijriyah, ketika kaum muslimin dipimpin khalifah Abdullah Al Ma'mun (salah seorang khalifah Bani 'Abasiyyah, pen.). Dia adalah seseorang yang mencintai ilmu dan majelisnya, selalu diramaikan para pakar dari berbagai disiplin ilmu, hingga akhirnya (terpengaruh dengan sebagian mereka. pen) dan terkondisikan untuk gandrung dengan hal-hal yang berbau akal (mengedepankan logika). Dia pun akhirnya memerintahkan penerjemahan buku-buku sesat Yunani Kuno. Bahkan demi programnya ini, ia datangkan para penerjemah dari berbagai negeri hingga terciptalah terjemahan dalam bahasa arab, akibatnya kaum muslimin disibukkan dengan (membaca) buku-buku sesat tersebut. Sedangkan Al Ma'mun sendiri, yang memprakarsai program tersebut, semakin larut dan terbawa buku-buku sesat itu hingga majelisnya pun didominasi gerombolan Jahmiyah (yang banyak mengandalkan akal dalam memahami agama, pen.) yang justru pada masa khalifah Al Amin, kakak Al Ma'mun, merupakan buronan. Ada yang tertangkap kemudian dipenjara, dan ada pula yang dibunuh. Orang-orang inilah yang meracuni dan membisikan bid'ah Jahmiyyah ke telinga dan hati Al Ma'mun, hingga merasuklah bid'ah itu pada dirinya dan dianggap sebagai kebaikan. Bahkan dia ajak manusia kepada bid'ah tersebut dan menghukum siapa saja yang tidak menyambut ajakannya." (Ash-Shawa'iq Al-Mursalah, 1/148)

2. Al-Khatib Al-Baghdadi meriwayatkan dengan sanad sampai kepada Al-Fadhl bin Ziyad. Ia berkata: "Aku bertanya kepada Abu Abdillah (Al-Imam Ahmad) tentang Al-Karabisi dan pemikiran yang ia lontarkan. Muka beliau pun tampak masam seraya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu berkata: "Orang ini telah menyuarakan pemikiran Jahmiyyah … Sesungguhnya kesesatan yang menimpa mereka itu disebabkan buku-buku sesat yang mereka susun. Mereka tinggalkan atsar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan para shahabatnya, kemudian mendalami buku-buku sesat tersebut" (Manhaj Ahlis Sunnah Wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutub wat Thawa'if karya Asy Syaikh Rabi' bin Hadi 'Umair Al Madkhali hal. 132) Para pembaca, dari keterangan di atas dapatlah diambil pelajaran yang sangat berharga bahwa buku-buku sesat sangat berbahaya bagi umat, merusak agama mereka, dan dapat menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan. Sampai-sampai Al Ma'mun yang ketika itu menjabat khalifah dan sejak kecil hafal Al Qur'an menjadi sesat akibat buku-buku sesat Yunani kuno dan buku-buku sesat karya tokoh-tokoh Jahmiyyah di masanya. - Sekian sebagian tulisan Al Ustad Ruwaifi' bin Sulaimi, Lc

Doa ma'tsurat ini adalah doa-doa yang "mencoba" diambil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, terus dibukukan oleh Hasan al-Banna (salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir & sekaligus pendirinya). Kemudian setelah itu dibukukan untuk disebarkan oleh para kader-kader fanatiknya di seluruh dunia. Buku itu dibuat dalam 2 versi, ada yg edisi lengkap disebut wazhifah kubro [tugas yg besar (?)] dan 1 lagi wazhifah sughro [tugas yg kecil (?)]. Al Ma’tsurat ini (silahkan bagi yang akan menambahkan.ed) dibagi menjadi beberapa bagian catatan:

Catatan pertama, tentang Al Ma’tsurat itu sendiri
Catatan kedua, tidak diketahui contoh dalil amalan perbuatan tersebut, walaupun terkandung "keutamaan" di dalamnya
Catatan ketiga, sebagian hadist-hadist dha'if (lemah) dalam Al Ma’tsurat Beberapa catatan-catatan tambahan
Catatan keempat, solusi / jalan keluarnya dari Al Ma’tsurat

Catatan pertama, tentang Al Ma’tsurat itu sendiri Al Ma’tsurat Wazhifah Kubra, Penulis Hasan Al-banna. Penerbit : Era Intermedia. Cetakan kelima: Syawal 1421 H – Januari 2001 M. (Didapatkan dari kakak, yang sudah tidak dipakai lagi) Al-Ma’tsurat adalah kumpulan wirid yang disusun oleh Imam Syahid (?) Hasan al Banna. Di dalamnya terdiri dari ayat-ayat pilihan dan lafal-lafal dari hadist Rasulullah yang biasa beliau amalkan (?) dalam wiridnya. Dinamakan Al-Ma’tsurat, karena memang semua yang ada dalam kumpulan wirid ini dituntunkan (?) oleh Rasulullah saw (Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.ed). Kata “ma’tsur” sendiri artinya yang dituntunkan (ada riwayatnya) oleh Rasulullah (?). (wirid alma’tsurat kenapa harus?, hal 5) Insya Allah, kita akan lihat sebagian (yang mungkin masih banyak) riwayat-riwayat yang dha’if (lemah) maupun tidak adanya pendalilan untuk dilakukan dzikir pada pagi dan petang. Semoga Allah Ta’ala membimbing kita dalam ketaqwaan kepada-Nya. Tentang masalah ini, ana mencoba untuk menambahkan beberapa kekeliruan yang terdapat dalam Al-Ma'tsurat (mohon beritahu jika ana keliru), yang mana semula disusun untuk kalangan anggota Ikhwanul Muslimin, dan dibawa oleh mereka ke Indonesia oleh orang IM yaitu di PKS,
dan sebagiannya mengikuti karena 'latah' saja. Hal ini ana dapatkan dari buku yang berjudul "AL-MA'TSURAT Do'a dan Zikir Rasulullah saw" -alangkah baiknya jika kaum muslimin menulis shalawat dan salam dengan tidak disingkat , Shallallahu 'alaihi wa sallam1). Penulis Hasan Al-banna. Penerjemah : Ibnu Nizhamuddin. Penerbit : Gema Insani Press. Cetakan Kedua. Tahun 2000 M.

Tata Krama Berdzikir:
Oleh karena itu, hendaknya diperhatikan beberapa aturan zikir berikut itu.
a. Khusyu
b. Menjaga (Merendahkan) Suara
c. Sejalan dengan Jamaah (?)… hal 12-13
Komentar :
Menjaga (Merendahkan) Suara ≠ MABID, Apakah tata krama berdzikir kita memperhatikan terhadap Ikhlas dan Ittiba’…?1 Apa hukum menulis (huruf) Shod (ص - dalam bahasa Indonesia biasa di singkat dengan kata SAW-pent) sebagai ganti dari tulisan Shollallahu 'alaihi wasallam? Jawab: "Hal itu tidak Pantas, Bahkan seharusnya kita menulis shollallahu 'alaihi wasallam secara lengkap." (Kumpulan Fatwa Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah Alu Asy-syaikh rahimahullah) Fatwa tersebut diambil dari Jurnal Islamy Al-Atsariyyah, Makassar Vol.02/Th.I/2006 Dewan Penasehatnya Al Ustadz Luqman Jamal, Lc dan Al Ustadz Mustamin bin Musaruddin, Lc
Melakukan Dzikir dengan koor :
"Jika zikir dilakukan bersama (?) dengan jama'ah maka hendaknya bersamaan (serempak) (?), tidak boleh mendahului atau tertinggal (?). juga janganlah melakukan zikir sendiri ditengah-tengah mereka (?). Bila seseorang hadir sedangkan jama'ah telah mulai, ikuti apa yang sedang dibaca dan bila kurang (lantaran tertinggal), tunaikan yang kurang (?). ..." hal 13-14
Wirid ini adalah wirid khusus yang ditujukan untuk anggota Ikhwanul Muslimin :
" Disamping wirid-wirid ini merupakan keharusan bagi para jama'ah Ikhwanul Muslimin (?), bisa juga untuk kaum muslimin secara umum ... " hal 16 Catatan kedua, tidak diketahui contoh dalil amalan perbuatan tersebut, walaupun terkandung "keutamaan" di dalamnya2* Melakukan pembatasan bilangan dzikir yang (sepengetahuan ana) tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:
- Astagfirullah (100 kali)
- Allahumma shalli 'alaa sayyidina (?) muhammadin wa'alaa 'aliihi wasahbihi
wasallim (100 kali)
- Laa ilaaha illallah (100 kali)
(GIP, halaman :111)
* Membaca surat Al Fatihah pada awal Al Ma’tsurat
* Do’a berlindung dari kesyirikan…”Allahumma inna na’udzubika min… ” (Era Intermedia, hal. 34)
Foot note # 23 : …”Wahai sekalian manusia, takutlah kalian kepada syirik, karena sesungguhnya syirik itu lebih lembut daripada binatang semut. ” Kemudian berkatalah seseorang kepada beliau, “Bagaimana kami mewaspadainya wahai Rasul, sementara dia lebih lembut daripada binatang semut?” Rasulullah saw. (Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.ed) bersabda “Katakanlah allahumma inna na’udzubika…” (Hadist riwayat Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang baik. Juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la sebagaimana hadist tadi dari Hudzaifah, hanya saja Hudzaifah berkata, ”Beliau (Rasulullah saw.) [Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.ed] membacanya tiga kali.”)
Komentar: Maka do’a ini dijadikan do’a keseharian seorang Muslim, tidak untuk ditempatkan pada dzikir pagi dan sore. Disebabkan do’a ini tidak ada perintah (pendalilan) untuk dibiasakan dijadikan sebagai bacaan dzikir pagi dan sore. Wallahu ta’ala a’lam.
* Do'a Rabithah, untuk mengikat hati sesama anggota IM, bahkan dilakukan dengan membayangkan orang yang dido'akan:
Kemudian berusaha mencoba untuk mengingat (membayangkan) ikhwan (saudara-saudara) (?) yang lain dalam pikirannya dan rasakan hubungan ruhiyah antara dia dan yang lain, yang belum ia kenal. Kemudian berdo'a untuk mereka dengan do'a ini, "Ya Allah, Engkau tahu hati-hati ini berhimpun dalam cinta-Mu, telah berjumpa dalam taat kepada-Mu, telah bersatu dalam da'wah kepadaMu, telah terpadu dalam membela syari'atMu, teguhkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati tersebut dengan cahayaMu yang tidak pernah hilang. Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman kepadaMu dan baiknya bertawakal kepadaMu. Hidupkanlah hati ini dengan makrifat kepadaMu.
Matikanlah ia dalam syahid di jalanMu. Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah kabulkanlah. Dan sampaikanlah shalawat kepada junjungan2 Seperti niat kita ingin mencuci (membersihkan) piring, tapi dibersihkan dengan kain yang kotor. Yang terjadi bukan bersih yang didapat tapi akan lebih kotor. Maka niat saja tidak cukup, perlu adanya tuntunan-tuntunan dalam beramal. Sehingga semoga ibadah kita tidak menjadi lebih rusak, karena dalam beramal ibadah, selain niat saja - harus ada contoh teladannya dari Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam dan para Shahabatnya, Radhiallahu 'anhum kami, Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabatnya, dan juga sampaikanlah salam". Waktu yang tepat untuk wirid ini adalah pada saat matahari terbenam secara sempurna pada tiap malam. (GIP, halaman 113-114)
Catatan ketiga, sebagian hadist-hadist dha'if (lemah) dalam Al Ma’tsurat
* Foot note # 3 (terbitan GIP, hal 18)
Dalam hadist Ubay bin Ka’ab Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ShallallAhu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Dan demi yang diriku di tangan-Nya, tidak diturunkan di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqon firman (ayat) yang serupa dengannya (al-Faatihah), dia (al-Faatihah) itu ‘tujuh yang diulang-ulang’ dan merupakan Al-Qur’an yang agung yang aku berikan. ” Hadist ini dirwayatkan oleh Tirmidzi. Ia mengatakan, “Hadist hasan Shahih.” Abu Dawud dan yang lainnya meriwayatkan dengan sanadnya dari Rasulullah. Beliau bersabda, “Segala sesuatu yang tidak dimulai dengan membaca bismillahirrahmaanir-rahiim, dia itu terputus.” Maksudnya, sedikit berkahnya. (Dha’iful Jami’ush-Shaghir : 3222) 3
* Foot note # 15
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallAhu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang membaca "fasubhaanAllah ...' sampai 'wakadzaalika tukhrojuun" pada waktu subuh ia akan mendapatkan yang ia luput pada hari itu. Dan barangsiapa yang membaca ayat-ayat tersebut ketika petang, maka ia akan mendapatkan yang ia luput pada malam harinya" (Riwayat Abu Dawud) (Dha'iful-Jami', 5745)
* Foot Note # 18
Dari Umamah Radliallahu 'anhu dari Nabi beliau bersabda "Barangsiapa membaca beberapa penutup surat al-Hasyr pada waktu malam dan pada waktu siang, maka jika ia meninggal dunia pada hari itu atau malamnya, Niscaya Allah menjamin baginya surga" (Dikeluarkan oleh Baihaqi)
(Dha'iful Jami', 5782)
* Foot note # 22
Dalam hadits Ibnu Abbas Radliallahu 'anhu secara marfu' , "idza zulzilat ... seimbang dengan setengah Al-Qur'an" (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Hakim dari hadits Yaman Ibnu Mughirah)
(Dha'iful Jami'i, 631)
* Foot note # 35
Dari Abdullah bin Ghanam al-Bayadli RadhiallAhu ‘anhu bahwa Rasulullah ShallallAhu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang di pagi hari membaca Allahumma maa ashbaha… maka benar-benar ia telah menunaikan rasa syukur pada hari itu. Adapun yang membacanya pada sore hari, berarti ia telah menunaikan rasa syukurnya di malam hari.” (Riwayat Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya) (Hadist ini didha’ifkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Dha’iful Jami’, 5742; Dha’if Jami’ Ash-Shaghir no. 5730; Kalamut Thayyib no. 26)
3 Dari dalil tersebut, manakah yang dapat dijadikan pendalilan Al-Fatihah dibaca pada dzikir pagi dan petang? Di sini hanya terdapat kata "pengulangan". Sebagian orang yang menganut sufi -dan yang mengikutinya-, biasanya "mengulang-ngulang" al Fatihah seperti pada keadaan setiap awal/akhir do’a, setiap akan melakukan pekerjaan dan lain-lainnya. Apakah ada contohnya dari suri teladan terbaik kita?
* Foot note # 36
Dari Abdullah bin Umar RadhiallAhu ‘anhu bahwa Rasulullah ShallallAhu ‘alaihi wa Sallam menceritakan kepada mereka, ada seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang membaca Ya Rabbi lakalhamdu kama….(dan seterusnya).” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dan para perawinya tsiqat (dapat dipercaya) (Dha’iful Jami’, 1875)
* Foot note # 37
Dari Ubay bin Slam Radhiallahu 'anhu khadim (pembantu) Nabi shallallahu'alaihi wa sallam diriwayatkan secara marfu' bahwa ia berkata , "Saya mendengar Rasulullah shallAllahu'alaihi wa sallam bersabda 'barangsiapa di waktu pagi dan petang membaca Radhitu billahi rabba, wabil islaami diina ... maka hak Allah untuk meridhainya". (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan Hakim) (Dha'iful Jami', 5747)
* Foot note # 47
Dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RadhiallAhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah ShallallAhu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Barangsiapa bertasbih kepada Allah seratus kali pada waktu pagi, dan seratus kali di waktu petang, maka ia seperti berhaji seratus kali berhaji,... (dan seterusnya)’.” Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ia berkata, “Hadist hasan.” Dan Nasa’I mengeluarkan yang serupa itu. (Dha’iful Jami’, 5630)

Beberapa catatan-catatan tambahan:
Banyak tersebar syubhat-syubhat di tengah masyarakat. Maka, semoga dengan tambahan pembahasan ini, menjadi terang apa yang sebelumnya terdapat kesamaran, Insya Allah Ta’ala.
1. Mengenai hadis-hadist dha’if yang terdapat dalam Al Ma’tsurat, pada umumnya, sebagian orang yang masih fanatik terhadap Al Ma’tsurat, menyikapinya dengan dua sikap: Pertama, hadist-hadist dhai’f tersebut di niatkan sebatas do’a dari kita saja, tidak disandarkan tuntunannya dari Rasulullah ShallallAhu ‘alaihi wa Sallam. Kedua, hanya memilih hadist-hadist yang shahih saja, yang dha’ifnya ditinggalkan
Maka jawabannya:
Yang pertama, apabila orang-orang yang masih awam (yang masih berpola sebatas ikut-ikutan), melihat seseorang yang ditokohkan sebagai ‘ustadz’ sedang membaca Al Ma’tsurat, lalu orang-orang yang masih awam tersebut mengikuti perbuatan ‘ustadz’ tersebut - sementara belum paham akan kekeliruan-kekeliruan di Al Ma’tsurat, pertanyaanya - siapakah yang berdosa dalam hal keteladanan…? Terlebih lagi, seberapa persen-kah dari kalangan firqah IM yang tahu hadist-hadist dha’if di dalam Al Ma’tsurat…?? Yang kedua, alangkah lebih selamat seorang muslim untuk memilih/menetapkan sesuatu yang benar-benar dijadikan sebagai rujukan. Maka, sesuai fitrahnya manusia, apabila diberikan pilihan untuk memilih sumber mata air, manakah yang diambil – antara mata air yang keruh atau mata air yang bening? Tentu dengan akal kita yang sehat, akan memilih mata air yang jernih, Insya Allah Ta’ala. Begitu pula dengan Al Ma’tsurat, mengapa kita tidak pilih kitab-kitab dzikir lain -yang telah jelas-jelas lebih selamat dalam segi periwayatan, dan yang lain-lainnya- dibandingkan dengan Al Ma’tsurat -yang alhamdulillah- para ‘Ulama telah membuatnya. (Silakan lihat pada bagian solusi pada halaman di bawah)
2. Pada Foot note # 5 (GIP)
Terdapat bacaan dzikir yaitu membaca empat ayat di awal surat Al Baqarah -terlepas dari apakah hadist tersebut shahih atau tidak-. Maka, apakah ada yang menjadi pendalilan sebagian orang, berdzikir dengan membaca surat Al Baqarah dari ayat 1-5, yang asal periwayatannya hanya 4 ayat saja...?
3. Sebagian bacaan dzikir pagi dan petang yang khusus pada pagi atau sorenya Masih banyak masyarakat yang belum tahu mengenai ada sebagian bacaan dari dzikir pagi dan petang yang dituntunkan, untuk di baca pada pagi hari saja, atau pada sore hari saja. Seperti bacaan “A’udzubika limatillahi tammati min syarri ma khalaq”. Bacaan tersebut untuk pagi saja/sore saja/pagi & sore? Maka, dalam Al Ma’tsurat wazhifah shugra lebih parahnya tidak ada
pencamtuman mengenai untuk kapan bacaan tersebut dibaca? Untuk pagi-kah, sore-kah, atau pagi & sore? Allahul musta’an
4. Analisa Pengurutan Al Ma’tsurat
Ketika membaca jawaban, kenapa Al Ma’tsurat diurutkan? Inti jawabannya yaitu kurang lebih ‘meneladani’ seperti halnya para ‘Ulama dalam membuat kitab yang di dalamnya terdapat juga ada bab-bab yang diurutkan.
Maka jawabannya,
Pertama, para ‘Ulama biasanya dalam membuat suatu risalah, mengurutkan bab-bab tertentu karena memuat faedah-faedah tersendiri. Contohnya, seperti Imam Nawawi -Rahimahullah Ta’ala- memuat hadist pertama dalam Arbain An- Nawawiyah-nya mengenai tentang niat. Dan masih banyak contoh lainnya.
Kedua, disebabkan karena banyak memuat faedah-faedah, banyak para ‘Ulama sesudah jamannya, menghargai dan menjungjung tinggi kitab tersebut sehingga ada yang membuat syarh (penjelasan) dari kitab yang ditulis oleh para ‘Ulama jaman sebelumnya (beda halnya dengan Al Ma’tsurat). Contohnya, seperti Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani (membuat Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari), Al Imam Nawawi (membuat Syarh Shahih Muslim), Asy Syaikh
Shalih al ‘Utsaimin (membuat Syarh Riyadush-Shalihin, syarh Arba’in Annawawiyah, dan lain-lainnya), Asy Syaikh Bin Baz (membuat Syarh Ushul Ats Tsalasah) – Rahimahumullahu Ta’ala. Maka yang paling selamat adalah tidak adanya syari’at urutan-urutan di dalam membaca dzikir pagi dan petang, dan tidak menjadi ketetapan dzikir pagi dan petang yang kita sendiri urutkan berasal dari tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kecuali apabila ada dalil yang mensyari’atkannya. Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Catatan keempat, solusi / jalan keluarnya dari Al Ma’tsurat
(Memberi Kritik yang Syar'i dan Solusinya)
Pertanyaan:
Apa kita boleh membaca Al-Ma’tsurat? Tolong dijawab.
Jawaban:
Al-Ma’tsurat adalah kitab kecil yang berisi dzikir-dzikir dan do’a-do’a. Kitab ini ditulis oleh Hasan Al-Banna, pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin yang beraqidahkan shufiyyah. Di dalam kitab tersebut tidak dijelaskan derajat shahihnya; apakah shahih, hasan atau dhaif; sehingga kita tidak merasa aman dan tenang dalam mengamalkannya, walaupun memang di dalamnya disebutkan sebagian hadist-hadist yang shahih. Akan tetapi, kita mempunyai kaidah dalam mengambil ilmu (lihat tanya jawab dalam edisi sebelumnya) yaitu kita mengambil ilmu dari ahlus sunnah baik melalui lisannya ataupun kitab-kitab yang telah mereka tulis. Hendaklah kita hanya mengambil ilmu dari ahlus sunnah. Tentang siapakah Hasan Al-Banna, apa manhaj dan aqidahnya, bisa meruju’ kepada buku “Hasan Al-Banna Seorang Teroris?” Adapun dalam mengamalkan hadist, maka harus diperhatikan masalah keshahihannya. Yang shahih/hasan kita amalkan dan yang dha’if kita tinggalkan. Karena kalau kita mengatakan bahwa hadits ini shahih padahal dha’if berarti kita berdusta atas nama Rasulullah, sedangkan Rasulullah sendiri menyatakan, “Berdusta atas namaku tidak seperti berdusta atas nama orang lain dan barang siapa yang secara sengaja berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah tempat duduknya di neraka” (Hadist Mutawaatir, lihat Muqaddimah Shahiih Muslim).
Banyak kitab yang ditulis oleh para ulama yang jauh lebih baik daripada kitab Al- Ma’tsurat, seperti Hisnul Muslim (karya Asy-Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthaniy)4, Al-Kalimuth Thayyibah (karya Ibnu Taimiyyah dengan tahqiq Asy-Syaikh Al- Albaniy), Kalimah Thayyibah (Karya Ibnul Qayyim dengan tahqiq Asy Syaikh Salim Al-Hilaliy), dan kitab-kitab lainnya yang telah ditahqiq oleh para ulama. Semoga kita selalu ditunjukan kepada jalan yang lurus. Wallaahu A’lam. Buletin Al Wala’ Wal Bara’, hal 4, Edisi ke-24 Tahun ke-3 – 4 Rabi’uts Tsani
1426 H /13 Mei 2005 M
Sehingga, hendaklah kaum muslimin berhati-hati dari buku tersebut dan mencari
buku-buku yang jauh lebih selamat, yang bisa mengantarkan seseorang untuk
mengamalkan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang benar.
4 Edisi Indonesia, "Perisai Seorang MUSLIM, Doa & Dzikir dari Al-Qur'an dan As-Sunnah" penerbit Maktabah Al Ghuroba', Yogyakarta.ed
Terdapat sebuah hadits,
"Artinya :
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiallahu Ta'ala 'Anhu berkata: Orang-orang (para shahabat) selalu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tentang kebaikan. Sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku khawatir kejelekan itu akan menimpaku. Maka aku pun bertanya ; Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu tenggelam dalam kehidupan jahiliyah dan kejelekan, kemudian Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan (Al-Islam) ini. Apakah setelah adanya kebaikan ini akan ada kejelekan?
Beliau bersabda : 'Ya'.
Aku pun berkata : Dan apakah setelah kejelekan itu akan ada kebaikan lagi?.
Beliau bersabda : Ya, namun padanya terdapat kesuraman (pergeseran dalam agama).
Aku berkata : Apa bentuk kesuraman itu ?.
Beliau bersabda : Adanya suatu kaum yang berprinsip dengan selain Sunnahku dan mengambil petunjuk dengan selain petunjukku. Engkau mengetahui apa yang datang dari mereka dan bisa mengingkari.
Aku pun berkata : Apakah setelah adanya kebaikan itu akan ada kejelekan lagi?.
Beliau bersabda : Ya, munculnya sekelompok da'i yang berada di pintu-pintu jahannam. Barangsiapa menyambut ajakan mereka, niscaya mereka akan melemparkannya ke dalam Jahannam itu.
Aku berkata : Wahai Rasulullah, apa nasehatmu jika aku mendapati kondisi seperti itu?.
Beliau bersabda : Berpegang teguhlah dengan Jama'ah kaum Muslimin dan imam (pemimpin) mereka.
Aku berkata : Bagaimana jika mereka (kaum muslimin) tidak mempunyai jamaah dan
imam ?
Beliau bersabda : Hendaknya engkau tinggalkan semua kelompok-kelompok (yang menyeru kepada kesesatan) itu, walaupun engkau terpaksa harus menggigit akar pohon, sampai kematian mendatangimu dan engkau dalam keadaan seperti itu". [Riwayat Al-Bukhari No. 7084 dan Muslim No. 1847, dengan lafadz Muslim].
Seorang penyair pernah berkata:
Aku mengenal keburukan bukanlah untuk mengamalkannya, tetapi untuk menjauhinya, dan barangsiapa yang tidak dapat membedakan kebaikan dari keburukan –dikhawatirkan dia akan terjerumus ke dalam keburukan itu”. Mudah-mudahan kita dicukupkan dengan apa yang dicontohkan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya Radhiallahu 'anhum.
Hanya kepada Allah-lah kita menyembah dan memohon pertolongan.
Akhir kata, Alhamdulillahi rabbil 'alamin.

Label:

Tulisan ini diposting oleh : Abu Muhammad Fatih Al-Ghifari Hary Noorcahya, pada pukul :16.33 
13 Komentar :
  • Pada Tanggal, Selasa, Agustus 26, 2008 9:08:00 AM, Blogger Prime Solution berkata :…

    ini adalah bahasan orang yang kurang ilmu dan dasarnya adalah kebencian kepada suatu kelompok. kalo kelompok anda ingin tahu ilmunya tanyalah kepada yang lebih berilmu alasannya. kenapa kelompok salafi tidak pernah mengajak berdebat ilmu dengan pentolan2 PKS seperti Hidayat Nur wahid, Dr. Salim Segaf Al Jufri dsb. mereka lebih dalam ilmunya daripada anda dan mereka sudah belasan tahun hidup dan belajar di makkah dan madinah. "MALULAH ANDA TERHADAP ALLAH YANG SUKA MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN TAPI TIDAK MELIHAT KESALAHAN DIRI SENDIRI". ANDA MENGATAKAN ORANG TIDAK PAKAI BAJU SEDANGKAN ANDA SENDIRI TIDAK PAKAI CELANA

    Wassalam

     
  • Pada Tanggal, Rabu, Februari 02, 2011 8:24:00 AM, Anonymous isnaini berkata :…

    Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
    Saudaraku, tidakkah banyak yang bisa kita lakukan selain mencederai saudara muslim yang lain yg sebenarnya merekalah yang selalu berusaha menda'wahkan Islam dimanapun mereka berada. Kalau anda tidak setuju dg hal-hal yg sifatnya furu', kita bisa bergandengtangan untuk perjuangan Islam yg sifatnya ushul. Pekerjaan kita masih banyak akhi, jangan buang waktu anda hanya unutk menyakiti hati saudara muslimmu. isna

     
  • Pada Tanggal, Rabu, Februari 01, 2012 7:35:00 AM, Blogger biasa-biasa aza berkata :…

    Setiap manusia diberi kebebesan berdoa dn berdzikir inti nya tidak mensyirikan ALLAH azzawajalla.
    yang salah tuh orang yang sombong krn merasa cukup dan berelmu tidak pernah mengingat(dzikir) kpd ALLAH itu yang antum koreksi.

    Tujuan Manusia Hidup Akherat yang kekal ( surga harapan kaum mu'min )jadi
    jangan coba menginginkan pikiran antum ada pd pikiran orang lain, kemauan antun jadi kemauan orang lain, BIarlah orang jalan dengan kebaikan Dzikir yang dia punya, yg jelas didalamnya tidak ada sekali lagi tidak ada dan tidak ada unsur menyembah setan apalagi bersekutu dng jin dan iblis.
    na udzubika min dzalik.

     
  • Pada Tanggal, Jumat, Juni 01, 2012 5:38:00 AM, Anonymous Anonim berkata :…

    Kalo melihat kandungan do'a al ma'tsurat tidak ada yang menyesatkan n bukan dari ajaran sesat agama lain. Kandungan do'anya menuntun hati n pikiran kita untuk selalu ingat kepada Alloh n meminta tolong padaNya. Mengenai hadist asal bukan hadist palsu.

     
  • Pada Tanggal, Selasa, Juni 05, 2012 10:15:00 AM, Anonymous Anonim berkata :…

    Taukah anda konsekuensinya terhadap agama anda sendiri..?
    Anda sudah membuat orang lain takut berdakwah kalau begini...
    Kasihan agama anda..
    Tulisan anda lebih berbahaya daripada orang2 yg mengamalkan Al Ma'tsurat itu sendiri.

     
  • Pada Tanggal, Rabu, Oktober 17, 2012 6:46:00 AM, Anonymous Anonim berkata :…

    Sudah berapa Kitab yang anda susun??? yang bisa dijadikan pedoman bagi ummat Islam. Bertanyalah pada diri anda sendiri. Iman yang anda kafirkan adalah seorang manusia yang telah berkerya untuk ummat Islam, bukan hanya mencari dan menjelekkan kesalahan orang lain. Mudah2an Allah memberi hidayah kepada Anda, agar jangan hanya mencela, tetapi menghasilkan karya besar, yang bisa anda pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Amin....

     
  • Pada Tanggal, Rabu, Oktober 17, 2012 6:48:00 AM, Anonymous Anonim berkata :…

    Sudah berapa Kitab yang anda susun??? yang bisa dijadikan pedoman bagi ummat Islam. Bertanyalah pada diri anda sendiri. Imam yang anda kafirkan adalah seorang manusia yang telah berkarya untuk ummat Islam, bukan hanya mencari dan menjelekkan kesalahan orang lain. Mudah2an Allah memberi hidayah kepada Anda, agar jangan hanya mencela, tetapi menghasilkan karya besar, yang bisa anda pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Amin....

     
  • Pada Tanggal, Minggu, Februari 17, 2013 6:27:00 PM, Anonymous Anonim berkata :…

    maaf tapi terlihat ada kedengkian di dalam catatan ini mari muhasabah

     
  • Pada Tanggal, Sabtu, Desember 21, 2013 8:24:00 PM, Blogger Unknown berkata :…

    Heman² agama ujung'y hanya menanggapi tulisan anda cuma mengatakan syubat isi al ma'tsur, mengkaitkan salah satu partai. Ucapan baik penempatan'y keliru sama dgn yg manis mulut. Heman² agama anda.

     
  • Pada Tanggal, Jumat, Oktober 23, 2015 11:59:00 AM, Blogger Pemuda Desa berkata :…

    Aqidah Wahabi/Salafi banyak kekeliruan dan sybuhat, itu sebabnya menimbulkan pendapat yang keliru dan sybuhat pula. Di antara kekeliruannya
    1. Tidak dimasukannya Sifat Maha Pendidik dan Maha Pengasih dan Penyayang sebagai Sifat utama Rububiyah Allah dalam pembahasan Tauhid Rububiyah. Sedangkan arti Robb dan Rububiyah sangat erat dengan makna Pendidik dan Kasih Sayang. Ini menyebabkan hilang sensitifitas penganutnya terhadap Allah sebagai Robb dengan Sifat utama Rububiyah yaitu Yang Maha Pendidik dan Pemelihara serta Yang Maha Pengasih Dan Penyayang.
    https://pemudade.wordpress.com/2015/09/08/sifat-rahmat-kasih-sayang-adalah-sifat-utama-rububiyyah-allah/

    2. Dengan definisi Sifat Rububiyah yang disebut di atas, keluar pernyataan bahwa orang kafir mengakui Tauhid Rububiyah sebagaimana orang beriman. Dalam Al Quran tidak ada pernyataan bahwa orang kafir mengakui Allah sebagai Robb mereka.
    https://pemudade.wordpress.com/2015/09/05/orang-kafir-mengakui-adanya-allah-bukan-sebagai-robb-mereka/
    Bahkan Al Quran menyatakan bahwa orang kafir mengakui robb-robb selain Allah.
    https://pemudade.wordpress.com/2015/10/07/al-quran-membantah-bahwa-orang-kafir-mengakui-tauhid-rububiya/

    3. Namun dalam pembahasan Tauhid Asma Wa Sifat, metode pemahaman Asma dan Sifat Allah yang di satu sisi seolah-olah mempertahankan makna aslinya sedemikian rupa sehingga tidak mau bergeming dari mana zahirnya itu, sehingga misalnya menyifatkan Allah sebagai Nisyan (lupa) dan Makrun (menipu daya), istawa alal arsy (bersemayam di arasy). Tetapi dalam memahami Sifat Rububiyah justru mengabaikan makna zahirnya yaitu Maha Pendidik dan Pemelihara serta Yang Maha Pengasih Dan Penyayang.

    https://pemudade.wordpress.com/2015/09/05/tauhid-rububiyyah-dalam-tauhid-3-bagian-melanggar-tauhid-al-asma-was-sifat/ 

     
  • Pada Tanggal, Rabu, Januari 06, 2016 7:02:00 PM, Blogger Syam berkata :…

    Gan, terlihat jelas dari tulisan agan prasangka buruk, curiga, dan meremehkan amalan orang lain. koreksilah gan tulisannya, silahkan di hapus atau di tulis ulang.

    ane bukan takut orang2 lain menyerang agan, atau menghina agan, atau alasan dunia lainnya. Tapi ane takut tulisan ini nanti menjungkir balikan agan di hari hisab, ada orang yang di hari hisab bawa amalan banyak tapi dia rugi, karena dia banyak salah sama saudaranya, menyakiti saudaranya, sampai habislah amalannya.

     
  • Pada Tanggal, Minggu, Juli 02, 2017 5:36:00 AM, Anonymous Anonim berkata :…

    Ckckkckckx... astagfirullah

     
  • Pada Tanggal, Senin, Juli 23, 2018 8:35:00 AM, Anonymous Anonim berkata :…

    Jika persatuan Islam pecah, semoga tulisan ini tidak ikut andil dalam perpecahan itu. Kasihan yang nulis.. Berat hisabnya

     
Posting Komentar
<< Kembali ke halaman paling depan
 



Data Pribadi

Nama ana:

أبومحمّد فاتح الغفاري

Tempat Tinggal ana:

Jakarta, Indonesia

Siapa ana?:

Hamba Allaah yang dhoif yang senantiasa berusaha memperbaiki kedhoifannya melalui ibadah dengan mengihlaskan dan ittiba' hanya kepada Allaah dan Rosul-Nya dalam ketaqwaan dengan selalu menuntut 'ilmu Syar'i

Data selengkapnya, klik di sini ya!!!

Sharing Dengan Ana

Bagi Antum yang ingin sharing(chat) dengan Ana, Silakan klik banner di bawah ini ya!!!


Kategori
Posting Terakhir
Arsip Bulanan
Sahabat Link
Tempat Upload File
Powered by

BLOGGER

copyright ©2008 by Abu Muhammad Fatih Al-Ghifari